Menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya itu memerlukan kesabaran. Kita kadang merasa malas dalam menjalankan kewajiban. Untuk itu kita perlu sabar dan menguatkan diri dalam mengerjakannya. Kita juga sering merasa lemah dalam menghadapi hawa nafsu, merasa tidak berdaya untuk menghindari apa yang diharamkan. Karena itu kita perlu bersabar dalam menghadapi dorongan nafsu. Kita cenderung lupa menyebut nama-Nya dalam setiap aktivitas kita. Untuk itu juga diperlukan kesabaran.
Walaupun bersabar itu kadang terasa berat, tapi buahnya manis. Saat seseorang bersabar dalam melakukan kebiasan yang baik dan Islami, maka ia akan berjaya melemahkan musuh yang selalu berusaha menggoda dan mengganggunya, yaitu setan. Jika ia berhasil mengalahkan setan, tentu setan akan menjadi tak berdaya dan kalah, sementara manusia yang beriman itu akan tersenyum bahagia. Kalau tidak percaya, coba perhatikan kisah singkat berikut ini.
Ibnu Abu Dunya berkata dari sebagian generasi Salaf: Sesungguhnya setan bertemu dengan setan yang lain lalu berkata, ”Kenapa engkau kulihat kurus kering seperti ini?”
Setan yang ditanya menjawab, ”Sesungguhnya aku bersama dengan orang yang jika makan, ia menyebut nama Allah, akibatnya aku tidak bisa makan dengannya. Jika ia minum, ia menyebut nama Allah, akibatnya aku tidak bisa minum dengannya. Jika ia masuk rumahnya, ia menyebut nama Allah, akibatnya aku tidur di luar rumahnya.”
Setan yang satunya lagi berkata, ”Sedang aku bersama dengan orang yang jika makan, ia tidak menyebut nama Allah, maka aku bisa makan bersamanya. Jika ia minum, ia tidak menyebut nama Allah sehingga aku bisa minum dengannya. Jika ia masuk rumahnya, ia tidak menyebut nama Allah, akibatnya aku bisa masuk ke dalam rumah bersamanya. Dan jika ia menggauli istrinya, ia tidak menyebut nama Allah hingga aku bisa menggauli istrinya bersamanya.”
Ibn Qayyim al-Jauziyah mengakhiri kisah ini dengan kalimat berikut: Barangsiapa membiasakan sabar, maka ia disegani lawannya. Barangsiapa mengalami kesulitan untuk bersabar, maka ia diincar lawannya dan nyaris setan berhasil mendapatkan apa yang ia inginkan pada orang tersebut. (Diambil dari Ibn Qayyim al-Jauziyah, Sabar: Perisai Seorang Mukmin, Jakarta, Pustaka Azzam, 1420 H, hlm. 37)
Apakah selama ini kita sudah cukup sabar dalam melazimkan kebaikan sehingga membuat setan menjadi kurus dan lemah? Semoga saja.
Alwi Alatas
Kuala Lumpur,
12 Dzulqaidah 1432/ 10 Oktober 2011
No comments:
Post a Comment