Wednesday, April 3, 2013

Tangisan Abu Darda’

Alwi Alatas

Ibnu Katsir menceritakan di dalam Al-Bidayah wan Nihayah bahwa pada tahun 28H/ 649M, kaum Muslimin di wilayah Sham (wilayah yang mencakup Suriah, Yordania, Palestina, dan Lebanon) melakukan pelayaran jihad yang pertama. Sebelumnya peperangan dan jihad menghadapi Byzantium, ataupun Persia, hanya berlangsung di daratan. Tapi kali ini mereka menyeberangi Laut Tengah (Mediterrania) untuk merebut Pulau Cyprus dari kekuasaan Byzantium.

Kaum Muslimin tidak sampai menaklukkan pulau itu, tetapi mereka mendapatkan banyak pampasan dan tawanan perang dalam pertempuran tersebut. Selepas itu, mereka pun kembali ke negeri Sham.

Saat melihat para tawanan dari pulau Cyprus didatangkan, Abu Darda’ ra, seorang sahabat Nabi saw., menangis. Seseorang kemudian bertanya kepadanya, “Mengapa anda menangis padahal pada hari ini Allah telah menjayakan Islam dan kaum Muslimin?”

Abu Darda’ kemudian menjawab, “Bagaimana kamu ini, tadinya mereka adalah ummat yang dapat menguasai kerajaan-kerajaan lain. Di saat mereka tidak menghiraukan perintah Allah, Allah mengubah posisi mereka menjadi seperti yang kamu lihat sendiri. Mereka menjadi tawanan. Jika suatu kaum telah menjadi tawanan, maka Allah tidak lagi mempedulikan mereka.”

Kemudian ia melanjutkan perkataannya, “Sungguh Allah SWT sangat menghinakan hamba yang meninggalkan perintah-Nya.”



Tidakkah kita merasa takjub dengan tangisan Abu Darda’? Kaum Muslimin ketika itu sedang tampil ke muka dan mulai menjadi pemimpin peradaban. Mereka menjadi ummat yang unggul dan menang menghadapi lawan-lawannya. Tapi saat melihat apa yang terjadi pada musuh yang telah menjadi tawanan, beliau melakukan refleksi dan menangis. Mereka dulunya ummat yang kuat, tetapi telah menjadi pihak yang kalah dan tertawan. Apa sebabnya? Karena mereka menjauh dari Tuhannya dan meninggalkan perintah-Nya.

Bagaimana dengan kita? Perlukah kita menangis juga seperti Abu Darda’? Bukannya mudah menjawab pertanyaan ini. Karena sekarang ini, kitalah sebenarnya ummat yang berada dalam posisi ditangisi.

Kuala Lumpur,
22 Jumadil Awwal 1434/ 3 April 2013

No comments: