Monday, March 29, 2010

Kenapa …?


Kenapa …?


Riyadh, Selasa, 8 Syawal 1400H

Di ruang tunggu bandara, sepasang suami istri berumur kurang lebih 60 tahun, tengah menanti penerbangan ke Mekah.

Sambil menunggu pengumuman, lelaki tua itu berbaring berbantalkan kain ihram, setelah berpesan pada istrinya,

"Nanti, kalau mereka mengumumkan pesawat akan berangkat, bangunkan saya."

"InsyaAllah" jawab istrinya singkat.

Kemudian wanita tua itu diam. Sambil menunggu, terkadang ia berbincang-bincang dengan para wanita lain di sekelilingnya, kemudian dia katakan,

"Saya mau pergi ke toilet."

Selanjutnya ia pergi menuju toilet di samping masjid bandara tersebut. Karena ia merasa tidak bisa menggunakan dengan baik toilet di bandara atau toilet yang dibuat model Eropa, sang istri pun tertahan lama di toilet tersebut.

Ketika kembali dari sana, ternyata orang-orang sekelilingnya telah pergi. Sang istripun segera membangunkan suaminya. Setengah berteriak dia katakan kepadanya,

"Hai Abu Muhammad, orang-orang sudah pergi, mereka meninggalkan kita."

Orang tua itu bangun dengan gelagapan, lalu mengambil barang-barangnya, kemudian masuk ke pintu gerbang. Ternyata petugas di sana mencegahnya untuk masuk, petugas itu berkata,

"Pesawat telah tinggal landas Paman, ke mana engkau tadi?? Tunggulah penerbangan berikutnya tiga jam lagi."

Lelaki tua itu tak bisa tak bisa berbuat apa-apa selain menengok pada istrinya, lalu menumpahkan segala kemarahannya kepada istrinya. Istrinya dibentaknya seraya berkata,

"Kenapa kita sampai tertinggal oleh pesawat? Kemana kamu tadi?"

Seorang petugas segera datang, lalu berkata, "Paman, marilah istirahat disini saja dulu, insyaAllah, segala sesuatunya akan beres."

Akan tetapi lelaki tua itu semakin berang. Dia marah sekali, sementara sang istri berupaya meredakan amarah suaminya, tetapi tidak juga berhasil. Lelaki tua itu terus saja mengecam istrinya dengan berkata,

"KENAPA....KENAPA....KENAPA......" dan seterusnya

Di tengah hujan kecaman yang kian gencar itu, tiba-tiba terjadi sesuatu yang mengejutkan. Terdengar pengumuman di bandara bahwa pesawat yang baru saja berangkat mengalami gangguan pada salah satu mesin, kemudian gangguan itu makin parah, hingga akhirnya pesawat itu terbakar. Pilot pesawat itu telah menghubungi pusat pengendalian di bandara, meminta izin untuk melakukan pendaratan darurat. Namun selalu dijawab, "Tunggulah sebentar, landasan pacu masih sibuk."

Namun setelah pilot menyaksikan api makn besar, tidak ada yang bisa dia lakukan selain mendarat darurat. Tiba-tiba tampaklah kobarna api dari segala penjuru pesawat. Seketika itu juga para petugas keamanan dan para medis memburu masuk bandara untuk menyelamatkan para penumpang. Akan tetapi, tidak berhasil, musibah tersebut menyebabkan terjadinya insiden luar biasa dan semua penumpang tewas.

Orang-orang yang mendengar peristiwa naas itupun, langsung berhamburan datang dari segala penjuru. Termasuk anak pasangan tua itu.

Tiba-tiba lelaki tua itu didekap oleh anaknya seraya berkata,

Alhamdulillah, kau selamat bapak, mana ibu?"

Lelaki tua itu menarik napas panjang, lalu berkata,

"Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami berdua. Demi Allah anakku, sebelumnya aku marah dan sedih sekali karena tertinggal oleh pesawat. Aku tidak pernah mengecam ibumu atas apapun seperti yang aku lakukan terhadapnya hari ini. Astaghfirullah wa atubu ilaih....."

........................................................................

Turut meninggal dalam kecelakaan pesawat itu adalah co pilot Saudi Arabian Airlines yang seharusnya tidak bertugas, yaitu Sami Husnain


From Suci Ummi Adam in Facebook

http://www.facebook.com/photo.php?pid=281013&id=100000142608027


Message: When unpleasant things happen to you, don’t ask ‘why,’ just accept them … and prepare for the next ‘flights.’

No comments: